Munas PKS Evaluasi Keberadaan Setgab
JAKARTA - Keberadaan sekretariat gabungan (setgab) atau forum komunikasi parpol pendukung pemerintah menjadi salah satu isu penting yang dibahas dalam Musyawarah Nasional (munas) PKS. "Mekanisme kerja setgab yang akan kita evaluasi," kata Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, kemarin (12/6).
Dikatakan Anis, salah satu kesepakatan setgab, Presiden SBY selaku ketua setgab menyampaikan suatu rencana kerja kepada ketua harian. Kemudian, ketua harian mengomunikasikan kepada perwakilan anggota koalisi.
Namun, substansi forum komunikasi itu saat ini sedikit banyak melebar. "Karena belum dikomunikasikan mana yang fundamental," ujar Anis. Hal itulah yang perlu ditegaskan. "Munas PKS perlu menyumbangkan pendapat (tentang) hal fundamental mana yang bisa dikomunikasikan di setgab," katanya lebih lanjut.
Jika ditarik sedikit ke belakang, tampaknya, evaluasi PKS tersebut berkaitan dengan langkah Partai Golkar. Partai berlambang beringin itu mengklaim bahwa seluruh anggota setgab telah menyetujui dana aspirasi Rp 15 miliar. Padahal, PKS melalui fraksinya secara tegas menolak usul dana Rp 15 miliar per satu anggota dewan itu. "Saat di setgab, dana Rp 15 miliar memang dibicarakan, namun tidak diputuskan (tanpa kesepakatan)," tegas pria yang menjabat wakil ketua DPR itu.
Munas yang digelar 16-20 Juni di Hotel Ritz-Carlton Jakarta itu juga membawa optimisme baru di PKS. Anis menyatakan, PKS memiliki konfidensi tinggi untuk menyongsong pesta Pemilu 2014. Sebab, setelah berdiri lebih dari 10 tahun, PKS sudah memiliki bekal cukup untuk meraup suara lebih besar. "Kami memiliki jumlah kader, jangkauan, struktur, dan pengalaman di DPR," paparnya.
Politikus yang akan kembali dilantik sebagai Sekjen PKS itu menyatakan, konfidensi meraup suara tambahan tersebut juga diperkuat tren yang selama ini terjadi. Sejak 2004, terjadi penurunan persentase suara partai besar. Di balik itu, PKS justru mampu mempertahankan suara inti sehingga bertambah sekitar satu persen pada 2009 lalu. "Tokoh PKS dulu yang belajar dari nol, sekarang sudah lebih memadai," ujarnya yakin. (bay/c3/tof)
Dikatakan Anis, salah satu kesepakatan setgab, Presiden SBY selaku ketua setgab menyampaikan suatu rencana kerja kepada ketua harian. Kemudian, ketua harian mengomunikasikan kepada perwakilan anggota koalisi.
Namun, substansi forum komunikasi itu saat ini sedikit banyak melebar. "Karena belum dikomunikasikan mana yang fundamental," ujar Anis. Hal itulah yang perlu ditegaskan. "Munas PKS perlu menyumbangkan pendapat (tentang) hal fundamental mana yang bisa dikomunikasikan di setgab," katanya lebih lanjut.
Jika ditarik sedikit ke belakang, tampaknya, evaluasi PKS tersebut berkaitan dengan langkah Partai Golkar. Partai berlambang beringin itu mengklaim bahwa seluruh anggota setgab telah menyetujui dana aspirasi Rp 15 miliar. Padahal, PKS melalui fraksinya secara tegas menolak usul dana Rp 15 miliar per satu anggota dewan itu. "Saat di setgab, dana Rp 15 miliar memang dibicarakan, namun tidak diputuskan (tanpa kesepakatan)," tegas pria yang menjabat wakil ketua DPR itu.
Munas yang digelar 16-20 Juni di Hotel Ritz-Carlton Jakarta itu juga membawa optimisme baru di PKS. Anis menyatakan, PKS memiliki konfidensi tinggi untuk menyongsong pesta Pemilu 2014. Sebab, setelah berdiri lebih dari 10 tahun, PKS sudah memiliki bekal cukup untuk meraup suara lebih besar. "Kami memiliki jumlah kader, jangkauan, struktur, dan pengalaman di DPR," paparnya.
Politikus yang akan kembali dilantik sebagai Sekjen PKS itu menyatakan, konfidensi meraup suara tambahan tersebut juga diperkuat tren yang selama ini terjadi. Sejak 2004, terjadi penurunan persentase suara partai besar. Di balik itu, PKS justru mampu mempertahankan suara inti sehingga bertambah sekitar satu persen pada 2009 lalu. "Tokoh PKS dulu yang belajar dari nol, sekarang sudah lebih memadai," ujarnya yakin. (bay/c3/tof)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar